Galih Prasetyo
Erick Thohir saat memimpin Inter Milan (sempreinter.com)

Gol.bolatimes.com - Erick Thohir pada 2013 bersama dua penguasa Indonesia lainnya buat heboh dengan resmi membeli 70 persen saham raksasa Serie A, Inter Milan

Dikutip dari berbagai sumber, Thohir kabarnya menggelontorkan uang sebesar 240 juta hingga 300 juta euro atau setara Rp3,8 triliun untuk bisa mendapatkan saham mayoritas di Inter Milan. 

Tongkat kepemimpinan di Inter Milan dari Massimo Moratti pun berpindah ke Erick Thohir. Namun, pada Januari 2019, Thohir kemudian melepas seluruh sahamnya di Inter Milan kepada Steven Zhang, anak pemilik Suning Holdings Grup. 

Baca Juga:
Begini Kabar Terbaru Bek Inter Milan Era 90-an yang Jadi Idola Erick Thohir, Calon Ketum PSSI

Selama kepemimpinan Thohir, apakah Inter Milan berprestasi? Fakta menunjukkan bahwa prestasi terbaik Inter di era Thohir ialah finish di peringkat keempat musim 2015-16 dan 2017-18. 

Pada musim pertamanya, Thohir telan pil pahit, Inter Milan mengulang prestasi terburuk sejak 1974-75 yakni hanya terlempar dari posisi 4 besar. Inter di musim 2012-13 finish diperingkat ke-9. 

Di tingkat manajemen, kritik pedas sempat disampaikan mantan petinggi Inter Milan yakni Ernesto Paolillo. Mantan CEO Inter itu menuding Thohir membuat neraca keuangan menjadi tidak stabil. 

Baca Juga:
Erick Thohir Siang Ini Calonkan Diri sebagai Ketum PSSI, Suporter: Bismilah Indonesia ke Piala Dunia

"Inter dibeli penguasa Cina? Saya tidak terkejut karena Thohir pasti akan menjual setelah proyeknya gagal. Thohir menutup kepemimpinannya karena neraca bangkrut. Saya sudah menyuarakan hal itu di manajemen? Saya memberikan laporan itu sebanyak 4 kali dan ia menyadarinya. Dia seharunya bisa melakukan apa yang orang lain bisa lakukan," ungkap Paolillo pada 2016 seperti dilansir dari calcioblog.it

Soal situasi keuangan Inter Milan di era Thohir juga sempat disindir oleh mantan pemilik Parma, Giampietro Manenti. Saat itu, Manenti tak terima klubnya divonis bangkrut karena utang. 

"Saya membaca di La Gazzetta dello Sport bahwa Inter telah mengakuisisi utang sebesar 417 juta euro. Sekarang pertanyaannya, mengapa Parma dibilang bangkrut dan Inter tidak?" ujar Manenti seperti dikutip dari calciomercato.com

Baca Juga:
Hari ini! Erick Thohir akan Serahkan Berkas Pencalonan Ketum PSSI Periode 2023-2027

Sejumlah pihak menyebut salah satu kegagalan Inter saat dipimpin Thohir ialah kehadiran penguasa Indonesia itu. Thohir dianggap membuat Inter kala itu menjadi autopilot. 

Faktanya kala itu, Thohir jarang hadir di markas Inter Milan. Ia kemudian menunjuk Piero Ausilio sebagai direktur klub, merekrut Michael Bolingbroke sebagai CEO, Claire Lewis dan Robert Faulkner untuk jalankan roda organisasi. 

Saat ini, Erick Thohir yang menjabat sebagai Menteri BUMN resmi mencalonkan diri sebagai ketum PSSI. Ia pun digadang-gadang bisa membawa sepak bola Indonesia kembali berjaya. 

Baca Juga:
Tak Gentar Bersaing dengan Erick Thohir, La Nyalla Mattalitti: Yang Menentukan Bukan Manusia Tapi Tuhan

Majunya Erick Thohir sebagai kandidat ketum PSSI untuk gantikan Iwan Bule juga mendapat dukungan dari media asing. 

Salah satu media Turki, haberglobal.com.tr dalam ulasannya memaparkan bagaimana bobroknya sepak bola Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. 

Di akhir ulasannya, media Turki itu kemudian menyebut bahwa sosok Erick Thohir bisa menjadi pilihan tepat untuk menjadi ketum PSSI. 

Menurut media Turki itu, sebagai mantan pemilik Inter Milan, Thohir bisa timbulkan harapan untuk sepak bola nasional. 

"Ada tuntutan agar Thohir, mantan pemilik Inter Milan, menjadi presiden federasi selanjutnya. Thohir juga membuat pernyataan bahwa dia mungkin tertarik pada posisi itu jika mendapat dukungan yang cukup," tulis haberglobal.com.tr