Gol.bolatimes.com - Shin Tae-yong dan pemecatan dari kursi pelatih Timnas Indonesia mencuat usai Timnas Indonesia tersingkir di semifinal Piala AFF 2022.
Bahkan tagar #STYOut langsung menggema di media sosial hanya beberapa saat setelah Timnas Indonesia kalah dari Vietnam 2-0 di semifinal leg kedua, Senin (9/1/2023).
Warganet meminta agar ada perubahan di kursi pelatih Indonesia, karena Shin Tae Yong dianggap sudah gagal memenuhi ekspektasi publik.
Baca Juga: Salahkan Kondisi Lapangan usai Timnas Indonesia Kalah, Shin Tae-yong Dianggap Mengada-ada
Namun demikian, memecat Shin Tae-yong nyatanya bukan solusi yang tepat. Setidaknya ada beberapa kerugian yang akan diterima Timnas Indonesia jika Shin Tae-yong dipecat.
1. Ganggu Tren Positif
Shin Tae-yong memang belum memberikan gelar juara buat Timnas Indonesia, terbaru Piala AFF 2022 telah gagal diraih oleh skuad Garuda.
Baca Juga: Lolos ke Final Piala AFF 2022, Kapten Thailand Beberkan Senjata Bantai Malaysia
Meski begitu, tren positif sebetulnya tengah dialami Timnas Indonesia di bawah arahan Shin Tae-yong. Hal ini terlihat dari hasil di 29 pertandingan di bawah asuhan pelatih asal Korea Selatan itu.
Dari 31 pertandingan yang dilewati Timnas Indonesia, skuad Merah Putih meraih 16 kemenangan, 7 hasil imbang, dan 8 kali kalah.
Bahkan sebetulnya, Timnas Indonesia cuma kalah sekali di Piala AFF 2022 saat dihempaskan Vietnam 0-2 di leg kedua semifinal.
Baca Juga: Kalah Telak dari Thailand di Semifinal Piala AFF 2022, Ini Pengakuan 'Ronaldo' Malaysia
2. Persiapan Piala Asia U-20, dan Piala Dunia U-20 Terganggu
Seperti yang diketahui, Shin Tae-yong tak cuma bertanggung jawab menangani Timnas Indonesia, tapi juga kelompok umur dari U-20 dan U-23.
Menghadapi kejuaraan tersebut, Shin Tae-yong sudah memiliki roadmap jangka panjang untuk anak asuhnya. Jika Shin dipecat, maka persiapan ini bisa terganggu dan akan sangat merugikan.
Baca Juga: Rekap Hasil Malaysia Open 2023: Rinov/Phita Kandas di Hari Pertama, 9 Wakil Indonesia ke 16 Besar
3. Memulai Semua dari Awal
Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF seolah menjadi sebuah siklus yang tak berujung. Setelah gagal, biasanya PSSI akan mencari pelatih baru, kemudian gagal lagi, lalu mencari pelatih anyar lagi.
Mundurnya Shin Tae-yong tentu akan membuat PSSI mencari pelatih baru yang layak menggantikannya. Jika hal ini terjadi, maka semua hal yang telah dibangun harus diulangi dari nol.
Sebab, para pemain tim nasional di berbagai level harus kembali beradaptasi dengan pelatih baru, baik itu metode latihan, gaya melatih, maupun strategi dan filosofi yang dimiliki pelatih baru tersebut.
Tidak ada jaminan bahwa proses adaptasi pemain akan berjalan mulus dengan pergantian pelatih. Pun dengan hasil yang akan didapatkan di kemudian hari.