3 Faktor yang Harus Diperbaiki Shi Tae-yong Jika Tak Ingin Dipecat, Setop Cari Kambing Hitam

Ada sejumlah faktor yang harus diperbaiki Shin Tae-yong jika tak ingin dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Galih Prasetyo | BolaTimes.com
Rabu, 11 Januari 2023 | 11:27 WIB
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menguap di bandara. (Dok. Zingnews)

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menguap di bandara. (Dok. Zingnews)

Gol.bolatimes.com - Pasca kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, kursi Shin Tae-yong sebagai pelatih digoyang. Kegagalan demi kegagalan Shin Tae-yong saat melatih Timnas Indonesia dianggap sudah selayaknya ia dipecat. 

Empa tahun melatih Timnas Indonesia tanpa pernah sekalipun membawa gelar juara, Shin Tae-yong layak dikritisi soal taktik dan strateginya sebagai pelatih. 

Faktor teknis ini yang harus dilihat apakah Shin Tae-yong masih layak untuk jadi pelatih Timnas Indonesia, apalagi dalam beberapa waktu ke depan, tim Merah Putih akan bermain di Piala Asia dan Piala Dunia U-20. 

Baca Juga: Isu Pemecatan Shin Tae-yong Menyeruak, Ini 3 Alasan Teco Cocok Latih Timnas Indonesia

Berikut 3 faktor yang harus diperbaiki Shin Tae-yong jika tak ingin dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia

Permainan Monoton dan Kurang Kreativitas

Sepanjang melatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong kerap menggunakan taktik 4-3-3. Kadang ia menggunakan 5-4-1, atau tiga kali ia memakai formasi 3-4-3. 

Baca Juga: 3 Kerugian Timnas Indonesia jika Shin Tae-yong Dipecat

Sayangnya dari taktik yang ia terapkan sepanjang melatih timnas Indonesia, permainan di lapangan terlihat menoton dan kurangnya kreativitas para pemain. 

Pada pertandingan leg kedua melawan Vietnam di My Dinh, saat Timnas Indonesia kebobolan di menit awal, terlihat bagaimana pemain terlihat terburu-buru. Tidak ada kesabaran untuk membangun skema permainan secara kreatif. 

Bola yang seharunya mampu mereka kuasai terlebih dahulu, langsung dilepaskan, parahnya passing pemain pun banyak salah. Saat bola seharunya diumpan ke rekan, justru lebih banyak dikuasai sendiri. 

Baca Juga: Salahkan Kondisi Lapangan usai Timnas Indonesia Kalah, Shin Tae-yong Dianggap Mengada-ada

Yakob Sayuri, Marselino Ferdinan, Saddil Ramdani terlihat tak memiliki kreativitas di lini tengah. Hanya Marc Klok yang lumayan mencoba membangun skema serangan. 

Saat leg pertama, Timnas Indonesia tampil percaya dengan terapkan skema serangan balik. Ini yang jadi keunggulan Timnas Indonesia bersama Shin Tae-yong. Saat skema ini dipatahkan, permainan langsung menoton.

Park Hang-seo sudah tahu betul sisi lemah skuat Shin Tae-yong di hal tersebut. 

Baca Juga: Timnas Indonesia Tersingkir di Piala AFF 2022, Shin Tae-yong Disebut Kena Senjata Makan Tuan

"Pada laga leg pertama, kami bermain dengan formasi 3-4-3 dan mendapatkan hasil seri tanpa gol. Setelah itu, kami menganalisis pertandingan dan mengetahui kekuatan utama Indonesia ada di serangan balik," ungkap Park. 

Jika kemudian, pemain yang disalahkan, pertanyaan selanjutnya ialah bukankah para pemain ini dipilih sendiri oleh Shin Tae-yong? Artinya ia mengetahui kelemahan dan kekuatan pemain pilihannya. 

Pada titik ini, Shin Tae-yon yang paling bisa memperbaiki bagaimana seharusnya permainan tak lagi menonton dan pemain memiliki kreativitas lebih. 

Penyelesaian Akhir Buruk

Permasalahan utama Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, ialah soal mengkonversi peluang yang ada menjadi gol. Di leg pertama babak semifinal yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), tim Merah Putih mampu lepaskan 8 sepakan ke arah gawang Vietnam. 

Sayangnya dari 8 peluang itu, tak ada satupun berbuah gol. Peluang emas yang didapat lebih dari sekali oleh Yakob Sayuri tak ada yang berbuah gol. 

Ini menjadi pekerjaan rumah Shin Tae-yong yang tidak mampu diperbaikinya dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling krusial ialah soal penunjukkan Ilija Spasojevic. 

Secara kualitas, tidak ada yang salah dari Spaso. Meski sudah berusia 35 tahun, ia masih tetap layak untuk masuk timnas Indonesia. Sayangnya pola permainan Timnas Indonesia tak membuatnya mampu berkontribusi lebih. 

Sejak awal sebenarnya terpilihnya Spaso karena keterpaksaan. Ia hanya jadi pengganti Dimas Drajad. Pada 2021, Shin Tae-yong pernah menyebut Spaso sudah berumur dan gaya mainnya tak cocok dengan skema timnas Indonesia. 

Faktanya di tahun itu, Spaso begitu moncer bersama Bali United dan sempat jadi pemuncak daftar skor BRI Liga 1. Spaso ialah tipikal target man. Ia memiliki postur tubuh mumpuni untuk bertarung di kotak penalti lawan. 

Sayangnya selama Piala AFF 2022, Spaso tak mendapat bola-bola enak seperti yang ia dapat saat membela Bali United. Jika tujuan utama ialah kemenangan dan Shin Tae-yong punya kepercayaan lebih, seharunya penerapan taktik di lini depan harus bisa ia ubah. 

Setop Cari Alasan

Salah satu hal paling mengganjal selama Shin Tae-yong melatih ialah caranya mengungkap prestasi buruk yang dialami Timnas Indonesia. 

Seperti yang dikatakan oleh Park Hang-seo, Shin Tae-yong seharusnya lebih banyak membuktikan di lapangn dibanding mencari alasan untuk dijadikan kambing hitam. 

Usai kekalahan dari Vietnam pada leg kedua babak semifinal, pelatih asal Korsel tersebut menyebut soal kondisi lapangan di Stadion My Dinh jadi faktor yang membuat pemain Timnas Indonesia kalah dari  Vietnam. 

"Memang hari ini kami tidak bermain sebaik di leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Tapi Vietnam sudah terbiasa bermain di lapangan seperti ini sementara pemain Indonesia tidak," ujar Shin Tae-yong seperti dilansir dari vnexpress.net

"Permukaan lapangan hari ini tidak sebagus yang dimainkan di Indonesia. Itu salah satu alasan mengapa kami bermain di bawah ekspektasi," tambahnya. 

Apa yang dikatakan oleh Shin Tae-yong soal lapangan di Stadion My Dinh memang ada benarnya. Kondisi rumput di markas Vietnam tersebut sangat buruk. 

Namun sebagai pelatih dengan catatan mentereng, termasuk menjadi nakhoda Korsel di Piala Dunia 2018, harusnya Shin Tae-yong punya strategi jitu untuk mengatasinya. Toh, saaat bermain di leg pertama yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), timnas Indonesia juga tak mampu meraih kemenangan atas Vietnam. 

Soal lapangan yang jadi alasan Shin Tae-yong pasca kekalahan Timnas Indonesia, publik tentu ingat bahwa ini bukan yang pertama ia lakukan. 

Shin Tae-yong kerap mengeluarkan alasan non teknis saat timnas Indonesia gagal meraih prestasi saat ikuti kompetisi. 

Saat dipecundangi Vietnam 4-0 di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Al Maktoum, UEA pada 7 Juni 2021, Shin Tae-yong menunjuk hidung wasit sebagai biang kekalahan Timnas. 

Tak hanya soal wasit, Shin Tae-yong juga sempat salahkan soal regulasi Piala AFF saat timnas Indonesia U-19 tersingkir ke babak semifinal Piala AFF U-19 2022. 

"Regulasi turnamen ini aneh karena AFF masih memakainya, padahal sudah tak digunakan FIFA dan AFC. Jadi, ketidaklolosan kami ke semifinal tidak masuk akal!" ucap Shin Tae-yong saat itu. 

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Dua pemain naturalisasi Timnas Indonesia punya jalan berbeda.

indonesia | 14:20 WIB

Inilah hasil drawing babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

indonesia | 13:59 WIB

Ian Maatsen bawa Chelsea menang telak.

indonesia | 11:13 WIB

Penyerang Timnas Putri Indonesia U-19 ingin skuadnya lakukan ini.

indonesia | 15:06 WIB

Striker jebolan Garuda Select disanjung mantan pelatih Timnas Indonesia.

indonesia | 13:23 WIB

Anak asuh Shin Tae-yong di Timnas Indonesia U-20 dilepas oleh klubnya di Eropa

indonesia | 09:07 WIB

Thomas Doll menilai ada sejumlah pemain Indonesia yang layak bermain di Liga Jerman

indonesia | 08:17 WIB

Bima Sakti tidak baper usai disindir netizen dengan sebutan pelatih tarkam.

indonesia | 20:45 WIB
Tampilkan lebih banyak