Gol.bolatimes.com - Rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang berlangsung pada Kamis 12 Januari 2023 di GBK Arena memutuskan untuk menghentikan kompetisi Liga 2. Setidaknya ada tiga fakor yang menjadi landasan PSSI menghentikan kompetisi di tengah jalan.
Pertama, ada permintaan dari sejumlah klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini lantaran tidak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator serta pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023.
Kedua, rekomendasi dari tim transformasi sepak bola Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan terkait sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat.
Baca Juga: Bola Panas Liga 2 Disetop PSSI, Klub Tegaskan Tolak Kompetisi Selesai di Tengah Jalan
Dan terakhir, Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan.
Dihentikannya kompetisi Liga 2 2022-23 di tengah jalan bukan hal baru di sepak bola Indonesia. Setidaknya ada tiga musim kompetisi di Indonesia dihentikan, berikut ulasannya:
Baca Juga: Terlanjur Gelar TC di Jakarta, Persiba Balikpapan Desak Liga 2 Tetap Berjalan
Kompetisi pertama yang dihentikan di tengah jalan terjadi saat perhelatan Liga Indonesia (Ligina) musim 1997-98. Kondisi dalam negeri Indonesia jadi faktor utama Ligina 1997-98 dihentikan di tengah jalan.
Indonesia saat itu dilanda kerusuhan di sejumlah wilayah diakibatkan krisis moneter. Kondisi keamanan saat itu tak memungkinkan adanya pertandingan sepak bola dihelat.
Pada 25 Mei 1998, PSSI resmi menghentikan seluruh kompetisi sepak bola di Indonesia, termasuk Ligina 1997-98. Saat itu Ligina terbagi menjadi tiga wilayah yakni barat, tengah dan timur.
Baca Juga: Liga 2 dan Liga 3 Terkena Imbas Tragedi Kanjuruhan, Manajemen Arema FC Sampaikan Permohonan Maaf
Kondisi saat itu memang tengah kacau balau. Krisis moneter menerpa seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebelum Ligina 1997-98 bergulir, runner up Ligina 1996-97, Bandung Raya urung ikut kompetisi karena krisis keuangan.
Selanjutnya pada 2015, kompetisi QNB League juga terhenti di tengah jalan. Saat itu kondisi sepak bola Indonesia kembali berada di titik nadir. Muncul kisruh di sepak bola nasionald dengan adanya dualisme di PSSI.
Pemerintah pun lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga ikut campur. Hal ini yang akhirnya membuat FIFA menjatuhkan saksi pada 31 Mei 2015. Praktis saksi dari FIFA ini membuat QNB League 2015 berhenti di tengah jalan.
Mirisnya, QNB League saat itu baru berjalan tiga pekan. QNB League saat itu diikuti oleh 18 klub yang terdiri dari 17 tim Liga Super dan satu tim promosi Pusamania Borneo FC. Pada musim 2015 ini kembali menggunakan format satu grup, setelah sebelumnya menggunakan format 2 grup dimusim 2014.
Saat kompetisi dihentikan di tengah jalan, Gresik United tengah memuncaki klasemen grup dengan koleksi 9 poin, di bawahnya ada Persipura dan Persib Bandung.
Dua tahun lalu akibat pandemi Covid-19, kompetisi Liga 1 2020 terpaksa harus dihentikan. Tidak hanya Liga 1 2020, sejumlah kompetisi lain di dunia juga terpaksa dihentikan akibat pandemi Covid-19.
Keputusan dibatalkannya Liga 1 2020 serta Liga 2 keluar setelah PSSI menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco), Rabu (20/1/2021).
Dirut PT LIB saat itu, Akhmad Lukita menyatakan keputusan PSSI sudah bulat. Ia pun berharap jangan ada lagi yang mengungkit kejadian di musim 2020.
"Setelah keputusan ini, kita tidak bisa bahas yang lalu-lalu dan kita harus patuh karena kan keputusan itu mutlak," ujarnya.
Ada beberapa keputusan lain yang dikeluarkan PSSI dalam rapat Exco tersebut selain menghentikan kompetisi 2020, seperti tidak ada juara dan tim-tim yang degradasi untuk musim tersebut