Gol.bolatimes.com - Jauh sebelum munculnya nama-nama pemain legendaris seperti Bambang Pamungkas hingga Kurniawan Dwi Yulianto, Timnas Indonesia sebetulnya sudah pernah mempunyai satu penyerang yang berkarier di luar negeri. Sosok tersebut ialah Iswadi Idris.
Iswadi Idris merupakan salah satu gelandang legendaris yang pernah dimiliki Timnas Indonesia. Pemain yang berasal dari Banda Aceh ini punya rekor yang luar biasa di level internasional.
Hal itu tak terlepas dari deretan pemain berkualitas di lini serang skuad Garuda. Ketika itu, Iswadi Idris berduet dengan pemain-pemain seperti Soetjipto Soentoro, Abdul Kadir, hingga Jacob Sihasale.
Keempat pemain ini bahkan mendapatkan julukan sebagai ‘kuartet tercepat di Asia’. Hal ini tak terlepas dari kecepatan mereka yang terhitung istimewa.
Sejumlah kualitas yang dimiliki Iswadi Idris ialah visinya yang luas. Dia juga tampil disiplin, keras, dan berkarakter, baik itu ketika di dalam maupun luar lapangan.
Berkat kualitasnya itu, Iswadi Idris menjadi kapten Timnas Indonesia sejak periode 1970 hingga 1970. Bahkan, catatan golnya bersama skuad Garuda sangat luar biasa.
Dari total 97 penampilan yang dibukukan Iswadi Idris selama bermain bersama Timnas Indonesia, dia sukses mencetak total 55 gol.
Uniknya, catatan istimewa itu sukses dibukukan Iswadi Idris dengan postur tubuh yang mungil. Dengan tinggi badan 165 cm, ia bahkan sangat akrab dengan julukan Si Boncel.
Berbagai kualitasnya tersebut memang akhirnya membuat Iswadi Idris sempat dilirik klub luar negeri. Ketika itu, pelatih Western Suburbs Club (WSC) sebuah klub semi-profesional di Australia, sempat meliriknya.
Kabarnya, Mike Laing tertarik dengan kemampuan Iswadi Idris sejak dia bermain bersama Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 1974 di Australia.
Sayangnya, Iswadi Idris tak bisa beradaptasi dengan baik bersama klub tersebut dan hanya sanggup bertahan selama semusim saja, yakni pada periode 1974 dan 1975.
Terlepas dari hal itu, Iswadi Idris tetap berhasil mengukuhkan namanya sebagai pesepak bola Indonesia pertama yang merumput di luar negeri.
Setelah memutuskan gantung sepatu, Iswadi Idris sempat meniti karier sebagai pelatih di Perkesa Mataram atau Mataram Putra. Ia juga pernah dipercaya menangani Timnas pra-Olimpiade 1998 bersama M Basri dan Abdul Kadir. Ketiga pelatih ini dijuluki ‘Trio Basiska”.
Selain itu, Iswadi Idris juga pernah menjadi pengurus PSSI pada 1994. Dia pernah memegang berbagai jabatan, mulai dari Direktur Kompetisi dan Turnamen PSSI, anggota Komisi Disiplin, hingga Direktur Teknik.
Yang terakhir, ia sempat dipercaya untuk menjadi Manajer Teknik Badan Tim Nasional serta menduduki fungsi tim monitoring bersama Risdianto dan Ronny Pattinasarani.