Gol.bolatimes.com - Pemain Timnas Indonesia U-20 mengawali Piala Asia U-20 dengan kekalahan 2-0 dari Timnas Irak. Indonesia juga tak bisa memanfaatkan pincangnya lawan yang hanya bermain dengan 10 orang pemain.
Sejumlah catatan penting menjadi bahan evaluasi Hokky Caraka dkk saat menghadapi lawannya di Grup A Piala Asia U-20 2023 nanti.
Sebelum itu, ada beberapa sebab, Indonesia tak mampu mencetak gol hingga kalah di laga perdananya menghadapi Irak U-20, berikut ulasan dari bolatimes.com.
Baca Juga: Momen Shin Tae-yong Ngamuk ke Ronaldo Kwateh saat Timnas Indonesia U-20 Hadapi Irak
1. Banyak kehilangan bola
Sebab pertama, Irak U-20 dengan cepat memanfaatkan bola yang lepas dari kaki pemain Timnas Indonesia. Hal itu sering terjadi saat di lini serang.
Bahkan, semakin terlihat ketika pemain pengganti seperti Ginanjar Wahyu Ramadhani dan Rabbani Tasnim dimainkan di babak kedua.
Baca Juga: Detik-detik Arkhan Fikri Bikin Pemain Irak U-20 Diganjar Kartu Merah, Dibanting Begitu Saja
2. Lambat kembali ke posisi semula saat counter attack
Dari dua peluang yang dibuat Timnas Irak U-20 beberapa diantaranya pemain lambat menempatkan posisi bertahan. Para pemain cepat melakukan serangan, tapi lupa saat bola sudah jatuh ke kaki pemain Irak U-20.
3. Umpan tak terukur
Baca Juga: 3 Catatan Positif yang Dipetik Timnas Indonesia U-20 usai Tumbang dari Irak
Hal ini yang jadi permasalah baru yang dihadapi skuad Garuda Nusantara. Pasalnya, beberapa umpan yang dilakukan anak asuh Shin Tae-yong justru tak tepat sasaran.
Seperti yang dilakukan Resa Aditya, ia salah mengumpan ke titik kosong tanpa pengawalan rekannya. Pada akhirnya mampu direbut pemain Irak dan melepas tendangan ke gawang Daffa Fasya.
4. Kurangnya finishing
Problem yang masih saja menjadi kendala Timnas Indonesia U-20 berkutat di penyelesaian akhir atau finishing. Hokky Caraka dan juga Ronaldo Kwateh, tak mampu mengonversi peluang matang untuk menjadi gol.
5. Minim kreatifitas
Beberapa serangan skuad Garuda banyak dimanfaatkan dengan umpan panjang di luar kotak penalti. Bola-bola tinggi yang harusnya disundul oleh lini serang mampu dibuang jauh oleh pemain Irak U-20.
Bukan tanpa alasan, postur tinggi para pemain Irak menjadi pagar kokohnya pertahanan saat mereka mendapatkan bola atas.
Memang ada sejumlah permainan umpan datar yang dilakukan Dony Tri Pamungkas dan juga Hugo Samir. Meski demikian hal itu selalu gagal dieksekusi ke mulut gawang.
6. Terburu-buru
Penguasaan bola secara statistik dikuasai Indonesia U-20 sebanyak 51 persen. Sementara Irak hanya 49 persen.
Artinya, Indonesia bisa saja mencipatakan banyak peluang. Kendati begitu, pemain tampak terburu-buru untuk membuat serangan.
Terlihat saat di babak kedua, Hokky Caraka yang belum siap kerap mendapat umpan yang begitu cepat dari rekan gelandang dan sayapnya.
7. Tidak disiplin menjaga lawan
Catatan besar bagi lini bertahan Timnas Indonesia U-20 harus diperbaiki. Skema gol terakhir dari Irak U-20 tercipta karena Mohamed Jameel tak dijaga oleh pemain bertahan.
Jameel dengan mudah menceploskan bola menjadi gol tanpa kawalan ketat. Pada serangan di menit 90+6 itu terlihat pemain Indonesia U-20 kocar-kacir.
Hilangnya fokus menyebabkan pertahanan runtuh, dan kekalahan menjadi pukulan telak bagi skuad Garuda Nusantara pada laga perdananya.