Gol.bolatimes.com - Italia akan menjamu Inggris di babak kualifikasi grup C Euro 2024 di Stadion Diego Armando Maradona, Naples pada Jumat (24/3) dinihari WIB.
Laga kedua tim menjadi partai ulangan final Euro 2020. Saat itu Italia sukses mengalahkan Inggris lewat drama adu penalti di Stadion Wembley, Inggris.
Menilik dari pertemuan kedua tim, Italia cukup percaya diri melawan Inggris. Dalam enam pertandingan terakhir, Azzuri sukses tanpa kalah dari tim Tiga Singa.
Dari sejarah pertemuan kedua negara, ada satu momen klasik saat Inggris mampu meraih kemenangan besar empat gol tanpa balas ke gawang Italia.
Hal itu terjadi pada 1948. Ya, sudah sangat lama memang laga itu terjadi, namun media Inggris, Mail Online menurunkan ulasan pada laga klasik itu.
Ada hal menarik pada laga Inggris vs Italia pada 1948. Saat itu, Inggris memaikan formasi tak biasa yakni 2-3-5, dengan lima penyerang di depan.
Baca Juga: Kejutan! Timnas Italia bakal Diperkuat Striker Kelahiran Argentina, Siapa Dia?
Inggris saat itu dilatih oleh Walter Winterbottom. Sementara Italia diasuh oleh Vittorio Pozzo. Kala itu, Italia menjadi kekuataan sepak bola dunia setelah meraih gelar juara Piala Dunia.
Di atas kertas, Inggris bukan lawan sepadan Italia saat itu. Apalagi Italia bermain di markas mereka, Stadion Comunale, Turin.
Bermain di hadapan 58ribu suporter Italia, Winterbottom berjudi dengan langsung memainkan lima striker, mereka adalah Tom Finney, Stanley Matthews, Wilf Mannion, Stan Mortensen dan Tommy Lawton.
Baca Juga: Daftar Lengkap 23 Pemain Italia untuk Laga Uji Coba Jelang Piala Dunia U-20 Indonesia
Dalam buku biografi miliknya, Winterbottom menuliskan bahwa sebelum laga berlangsung, Italia begitu pongah mampu mengalahkan anak asuhnya. Tapi fakta di lapangan berbanding terbalik.
"Pertandingan itu disebut sebagai pertandingan terhebat pada dekade itu, orang Italia memprediksi mereka bisa menang besar, tapi kami membuatnya menjadi 4-0," tulis Winterbottom.
Taktik yang dimainkan Winterbottom sebenarnya adaptasi dari formasi yang diperkenalkan manajer legendaris Arsenal, Herbert Champman. Kala itu, Champan menggunakan formasi 3-2-2-3 dengan varias di sektor sayap.
Baca Juga: Hasil Liga Italia Semalam: Napoli Hajar Torino, Juventus Pecungani Inter Milan
Pada dasarnya formasi 2-3-5 sebenarnya hanya menempatkan dua striker murni yakni Tommy Lawton dan Stan Mortensen, sementara dua pemain lain, Tom Finney dan Stanley Matthews juga ditugaskan untuk membantu area pertahanan saat serangan balik Italia.
Sedangkan Wilf Mannion bertugas sebagai gelandang pengatur ritme serangan. Winterbottom memanfaatkan kebugaran dan kesegaran para pemainnya untuk mengobrak abrik pertahanan Italia kala itu.
Kekalahan telak itu kemudian jadi sorotan dunia internasional. Sejumlah media saat itu menuliskan komentar pedas kepada pelatih Italia, Vittorio Pozzo.
Salah satu media Italia keesokan harinya menuliskan tajuk berita, "Kematian Pozzo". "Kami mengira orang malang itu meninggal karena serangan jantung, tapi ternyata tidak," ujar Winterbottom mengomentar tajuk berita tersebut.