Galih Prasetyo
Ultras Garuda Indonesia batal gelar koreografi di laga Timnas Indonesia vs Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat 6 Januari 2023.

Gol.bolatimes.com - Kelompok ultras Indonesia, La Grande yang biasa menempati tribun Utara Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) memilih untuk mengosongkan tribun. 

Hal ini lantaran persiapan koreografi di pertandingan Timnas vs Vietnam dirusak oleh pasukan pengamanan presiden (Paspampres) Presiden Jokowi. 

Pihak La Grande seperti dilihat dari postingan akun Instagram @pengamatsepakbola, mengaku sangat kecewa atas pelarangan tersebut. 

Baca Juga:
3 Calon Pelabuhan Baru Willian Pacheco usai Dilepas Bali United

Ditegaskan pihak La Grande bahwa aksi mereka untuk mendukung Timnas Indonesia dan memberikan motivasi kepada pemain. 

"La Grande sangat kecewa atas pelarangan ini padahal tujuan mereka untuk mendukung Timnas Indonesia dan memberikan motivasi lebih kepada pemain," tulis postingan akun @pengamatsepakbola. 

Postingan ini pun membuat geram netizen di laman sosial media. Netizen melayangkan kritik baik kepada pihak Paspampres ataupun PSSI

Baca Juga:
Jelang Lawan Malaysia, Pemain Thailand Tebar Ancaman ke Momok Timnas Indonesia

"Hahaha, ketawa lihat negara ini," tulis salah satu netizen. 

"Makin hari makin lucu, gimana sepak bola kita mau maju," sambung akun lainnya. 

"Sejak kapan kertas membahayakan?" timpal netizen lainnya. 

Baca Juga:
Viral Diduga Gas Air Mata Dilempar kepada Suporter Jelang Duel Indonesia vs Vietnam

Sementara dari unggahan akun Instagram @news.about.persija disebutkan bahwa pelarangan dari pihak Paspampres disebabkan tidak adanya koordinasi. 

Disebutkan bahwa pihak PSSI tidak ada koordinasi dengan Paspampres terkait adanya kertas, banner dan barang-barang yang sudah ada di stadion. 

Selain ketika pihak Paspampres menghubungin PSSI tidak ada respon. Juga disebutkan bahwa semua barang bisa masuk lagi seperti bass, drum, perkusi, dll dengan catatan ada izin dari PSSI. 

Baca Juga:
Kisah Retaknya Hubungan Shin Tae-yong dan Park Hang-seo, dari Kawan Jadi Lawan