Husna Rahmayunita
Striker Bali United, Ilija Spasojevic, usai menjebol gawang PSS Sleman. (Instagram/@baliutd)

Gol.bolatimes.com - Pemain naturalisasi milik Bali United, Ilija Spasojevic meluapkan isi hatinya seusai mengalami pelanggaran keras ketika lawan Barito Putera. Dia mengkritisi buruknya proteksi kepala pemain di BRI Liga 1.

Kejadian tak menyenangkan dialami Ilija Spasojevic pada laga Bali United kontra Barito Putera di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (5/2/2023). Kepalanya ditabrak dan ditendang oleh pemain lawan di tengah pertandingan.

Pemain yang karib disapa Spaso itu mengalami benturan keras yang mengenai kepalanya dua kali pada laga tersebut sampai harus mendapat perawatan. Beruntung, dirinya tak mengalami cedera serius meski mengaku sempat dilanda pusing.

Setelah kondisinya pulih, Spaso mengeluarkan unek-uneknya lewat unggahan di Instagram, Selasa (8/2) hingga menyita perhatian pencinta sepak bola.

"Opini ini saya tulis sebagai seorang atlet profesional dan ditunjukkan untuk semua pihak, mulai dari pemain, perangkat pertandingan sampai organisasi yang berwenang, untuk membuat sepakbola Indonesia lebih baik lagi, saling melindungi dan membawa perubahan positif," terang Spaso dalam postingan yang menampilkan dirinya dilanggar keras ketika menghadapi Barito Putera.

"Pada pertandingan melawan Barito Putera kemarin, saya mendapatkan benturan di kepala dua kali dengan keras. Setelah benturan yang didapatkan saya merasakan pusing dan tanpa pikir panjang berkonsultasi dengan dokter Bali United, Ganda Putra untuk melakukan X-Ray. Beruntung, tidak ada retak atupun cedera parah pada kepala saya," sambungnya.

Striker yang memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2022 itu menilai semestinya pihak berwenang menerapkan protokol ketat untuk melindungi pemain, utamanya soal proteksi kepala.

Ia merasa perlu menyuarakan hal tersebut, demi perkembangan sepak bola Indonesia. Karena bagaimanapun, nyawa di atas segalanya.

"Di luar sana, proteksi terhadap organ kepala jadi hal penting. Pemain dilindungi dengan protokol ketat, baik oleh perangkat pertandingan maupun pihak medis. Saya tentunya tidak ingin hal buruk terjadi lagi. Nyawa jauh lebih penting dari hal-hal lain mengenai sepak bola,"

"Menurut saya, ini adalah salah satu hal yang penting untuk disuarakan demi meningkatkan level sepak bola Indonesia. Lindungi pemain, karena pemain adalah aset bagi sepak bola Indonesia," terang pemain berusia 35 tahun itu.