Gagah Radhitya Widiaseno
Ilija Spasojevic mencetak brace bersama Bali United saat melawan Persija Jakarta (Baliutd)

Gol.bolatimes.com - Striker Timnas Indonesia, Ilija Spasojevic mengkritik operator BRI Liga 1 usai insiden mengerikan yang menimpa dirinya. Ia menyebut kalau nyawa lebih penting dibandingkan dengan hal lain dalam sepak bola.

Spaso-julukan Ilija Spasojevic, mengalami insiden mengerikan kala Bali United menjamu Barito Putera, Minggu (5/2/2023).

Spaso mendapatkan pelanggaran keras dua kali oleh Yuswanto Aditya, salah satunya ketika kepala pemain Timnas Indonesia itu kena tendang.

Baca Juga:
Jadi Sorotan, Bintang Muda Malaysia Pakai Sepatu yang Robek saat Diperkenalkan Klub Barunya di Islandia

Ia pun protes kepada wasit Agus Fauzan. Sayangnya, sang wasit tidak mengindahkan protes tersebut dan justru memberi kartu kuning kepada Spaso.

Usai insiden tersebut, Spaso langsung curhat lewat akun media sosial Instagram pribadinya. @spasogol.

“Opini ini saya tulis sebagai seorang atlet profesional dan ditunjukkan untuk semua pihak. Pada pertandingan melawan Barito Putera kemarin, saya mendapatkan benturan di kepala dua kali dengan keras,” tulisnya dalam akun Instagram.

Baca Juga:
Profil UMF Njardvik, Klub Baru Wonderkid Malaysia Luqman Hakim di Liga Islandia

“Setelah benturan yang didapatkan, saya merasakan pusing dan tanpa pikir panjang berkonsultasi dengan dokter Bali United @gandaputraa untuk melakukan X-Ray. Beruntung, tidak ada retak atupun cedera parah pada kepala saya,” sambungnya kemudian.

“Di luar sana, proteksi terhadap organ kepala jadi hal penting. Pemain dilindungi dengan protokol ketat, baik oleh perangkat pertandingan maupun pihak medis. Saya tentunya tidak ingin hal buruk terjadi lagi. Nyawa jauh lebih penting dari hal-hal lain mengenai sepak bola,” tambahnya.

Ia berani menyuarakan keresahan yang dialaminya demi kemajuan sepak bola Indonesia.

Baca Juga:
Seru! Pemain Keturunan Indonesia yang Tolak Main dengan Timnas akan Hadapi Pelatih Berdarah Belitung

PT LIB selaku operator liga diharapkan mendengar kritik tersebut dan dapat melakukan upaya khusus agar kejadian yang membahayakan pemain tidak terjadi lagi di Liga 1.