Gol.bolatimes.com - Timnas Indonesia U-20 memiliki sejumlah kekurangan yang harus segera dievaluasi sebelum bergulirnya PIala Asia U-20 2023 di Uzbekistan.
Skuad Garuda Nusantara terhitung hanya punya waktu selama satu pekan untuk mempersiapkan diri sebelum mentas pada ajang yang dijadwalkan berlangsung 1-18 Maret mendatang ini.
Serangkaian persiapan sudah dilakukan oleh Shin Tae-yong, sebetulnya, sejak memulai pemusatan latihan pada awal Februari. Terbaru, Timnas Indonesia U-20 mengikuti turnamen mini bikinan PSSI.
Arkhan Fikri dan koleg beruji coba melawan tiga tim di turnamen tersebut, yaitu Fiji U-20, Selandia Baru U-20, dan Guatemala U-20.
Namun sejumlah kekurangan ada dalam diri Timnas Indonesia U-20 jelang Piala Asia U-20 2023 yang harus segera dibenahi.
1. Penyelesaian Akhir Buruk
Timnas Indonesia U-20 sebetulnya mampu tampil dominan di beberapa laga uji coba, namun efektivitas mereka menjadi hal yang harus dibenahi.
Hal ini berkaitan dengan penyelesaian akhir para pemain Timnas Indonesia U-20 yang masih sangat bermasalah. Tidak banyak peluang yang mampu dikonversi menjadi gol.
Shin Tae-yong dan jajaran pelatih Timnas Indonesia U-20 jelas harus menyelesaikan permasalahan ini karena penyelesaian akhir menjadi kunci untuk memenangkan pertandingan.
2. Terlalu Banyak “Menggoreng” Bola
Selain penyelesaian akhir, pengambilan keputusan para pemain Timnas Indonesia U-20 juga wajib dibenahi. Momen ini sangat terlihat saat melawan Guatemala U-20.
Momen menembus pertahanan lawan terkadang hilang ketika seorang pemain memilih membawa bola sendiri dan tidak memberi umpan kepada rekan yang berada di area bebas.
Selain itu, banyak pemain Timnas Indonesia U-20 kerap telat mengambil keputusan di saat-saat penting baik dalam posisi menyerang atau bertahan.
3. Koordinasi Lini Belakang
Sorotan Shin Tae-yong soal performa lini belakang Timnas Indonesia U-20 kembali terbukti. Gol yang dibuat pemain Guatemala menunjukkan dengan jelas bahwa haram hukumnya bagi pemain-pemain Indonesia melakukan kesalahan di lini belakang.
Seluruh pemain dituntut melakukan pengambilan keputusan yang baik di berbagai lini, termasuk di lini belakang. Koordinasi lini belakang yang lemah juga jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Berita Terkait
-
Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Seharga Rp1,3 M Bakal Menjadi Amunisi Baru Shin Tae Yong di Laga Kontra Irak
-
Jadwal Timnas Indonesia U-23 vs Irak di Perebutan Posisi ketiga Piala Asia, Optimis Olimpiade Paris 2024?
-
Jalani Proses Naturalisasi Timnas Indonesia, Pemain Liga Belanda Dirujak Warganet Karena 'Memeras'?
-
Suporter Timnas Indonesia Ragukan Kualitas Jens Raven, Berikut ini adalah Profil Lengkapnya
-
Jalani Proses Naturalisasi, Jens Raven Diragukan Kualitasnya di Timnas Indonesia, Bakal Gacor?
-
Kiper Naturalisasi Timnas Indonesia Maarten Paes Optimis Debut Kontra Irak, Kasus CAS sudah Clear?
-
Bukan Kaleng-kaleng, Ini Impian Kiper Naturalisasi Timnas Indonesia Maarten Paes Usai Resmi Menjadi WNI, Juara AFF?
-
Wasit Thailand Sivakorn Pu-Udom Kembali Jadi Wasit VAR Laga Timnas Indonesia U-23, Erick Thohir Lapor ke FIFA?
-
Sivakorn Pu-Udom Kembali Jadi Wasit VAR Laga Timnas Indonesia U-23 Kontra Irak, Erick Thohir Dituntut Turun Tangan
-
Salah Sasaran! Bukan Sivakorn Puudom, Suporter Timnas Indonesia U-23 Malah Ancam Artis Thailand ini
Terkini
-
Beda Nasib Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia di Belanda, Cuma Satu yang Promosi ke Tim Utama
-
Kabar Pemain Abroad Timnas Indonesia: Elkan Baggott Berpeluang Batal Dipinjamkan, Rafael Struick Masuk Tim Utama
-
Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Indonesia vs Brunei Darussalam, Singapura vs Guam
-
Cetak Brace, Pemain Keturunan Jawa Bawa Chelsea Menang 5-0 atas Wrexham AFC
-
Pesan Striker Timnas Indonesia U-19 Jelang Hadapi Thailand di Semifinal Piala AFF U-19 Wanita 2023
-
Beda Nasib dengan Asnawi Mangkualam, Striker Vietnam Sulit Bersinar di Kampung Halaman Shin Tae-yong
-
Pujian Selangit Eks Pelatih Timnas untuk Jebolan Garuda Select yang Cetak Gol Debut di BRI Liga 1
-
Klub Eropa Umumkan Lepas Bek Jebolan Timnas Indonesia U-20, Keadaan Keluarga Jadi Alasan
-
Thomas Doll Awalnya Ngira Indonesia Biasa Saja, Ternyata Banyak Talenta yang Layak Main di Liga Jerman
-
Disindir Netizen dengan Sebutan Pelatih Tarkam, Bima Sakti: Saya Tidak Baper