Galih Prasetyo
Pelatih baru Chelsea, Graham Potter. (Dok. Chelsea)

Gol.bolatimes.com - Pelatih Chelsea, Graham Potter mengungkap bahwa ia mendapat ancaman pembunuhan dari akun anonim. Tidak hanya ia yang diancam pembunuhan, sebuah email yang ia dapat juga berisi ancaman terhadap anak-anak Potter.

"Saya mendapat beberapa email yang tidak menyenangkan yang berisi menginginkan saya dan anak-anak saya mati. Jelas itu tidak menyenangkan untuk diterima," ucap Graham Potter seperti dilansir dari Reuters.

Graham Potter sangat kesal bahwa ia harus mendapat perlakukan tak mengenakkan dan ancaman pembunuhan yang juga menyeret anak-anaknya.

Baca Juga:
5 Pemain Prancis Terakhir yang Juara Liga Inggris, Paling Banyak bersama Chelsea

Menurut Potter, ia sadar bahwa perjalanan Chelsea musim ini sangat buruk. Potter mengatakan bahwa sebagai pelatih dengan tim besar, ia tak masalah jika ada tekanan untuk membawa The Blues jadi lebih baik.

"Tantangan bagi saya bisa sangat diterima. Itu yang selalu saya tuju. Semakin tinggi Anda pergi, semakin banyak tekanan yang Anda miliki dan bagaimana itu membentuk pribadi Anda," ucapnya.

"Saya ingin sukses di sini. Ada omong kosong yang tidak saya pedulikan. Dari mana asalnya? Mana buktinya?" tegas Potter jelang laga Tottenham vs Chelsea, Minggu (26/2/2023).

Baca Juga:
4 Pelatih Nganggur yang Cocok Gantikan Graham Potter di Chelsea

"Jika Anda pergi bekerja dan seseorang memaki Anda, itu tentu saja tidak menyenangkan,"

Meski mendapat ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada ia dan anak-anaknya dari orang tak dikenal, Graham Potter berusaha bijak menyikapinya.

"Kamu bisa menjawabnya dengan dua cara. Aku bisa bilang aku tak peduli, tapi kamu tahu aku bohong. Semua orang peduli apa yang dipikirkan orang, karena kita terhubung dengan sesama," ucapnya.

Baca Juga:
Hasil Liga Inggris Semalam: Arsenal hingga Liverpool Kompak Menang, Manchester City Imbang, Chelsea Tumbang

Graham Potter pun curhat bahwa selama menjadi pelatih Chelsea, kehidupan keluarganya berubah menjadi tidak menyenangkan.

"Tanyakan pada keluarga saya bagaimana kehidupan saya dan mereka. Itu tidak menyenangkan sama sekali,"

"Saya mengerti suporter pulang dan mereka kesal karena tim tidak menang, tapi saya jamin, hidup saya selama tiga, empat bulan terakhir cukup biasa-biasa saja, terlepas dari kenyataan bahwa saya sangat berterima kasih atas pengalaman ini," ungkapnya.

Baca Juga:
Profil Karim Adeyemi, Cetak Gol Solo Run ke Gawang Chelsea