Rauhanda Riyantama
Para pemain Timnas Belgia merayakan goal yang diciptakan Romelu Lukaku

Gol.bolatimes.com - Generasi emas Timnas Belgia yang dihuni Eden Hazard hingga Kevin De Bruyne bisa dibilang gagal total. Piala Dunia 2022 menjadi bukti terkini bagaimana talenta-talenta terbaik yang dimiliki Setan Merah terbuang percuma.

Digadang-gadang bisa menjadi salah satu tim pesaing meraih gelar juara, Belgia justru terseok-seok di penyisihan grup. Kevin De Bruyne dan kolega pada akhirnya angkat koper lebih awal.

Dari tiga pertandingan yang dilakoni di Grup F Piala Dunia 2022, Belgia cuma meraih satu kemenangan, sekali imbang dan sekali kalah. Belgia cuma finish di peringkat ketiga klasemen dan gagal lolos ke 16 besar.

Baca Juga:
Profil Wout Faes, Pencetak Gol Bunuh Diri Leicester City yang Beri Liverpool Kemenangan

Hasil ini jelas sangat mengecewakan buat Belgia, pasalnya mereka sudah punya julukan generasi emas sejak 2014. Tapi, hasilnya gagal total karena tak ada prestasi nyata yang didapatkan.

Prestasi terbaik Belgia dari 8 turnamen besar yang dilewati, cuma menjadi peringkat ketiga Piala Dunia 2018 dan peringkat keempat UEFA Nations League 2020/21.

Lantas apa saja yang membuat Generasi Emas Belgia gagal total?

Baca Juga:
Tak Tertarik Ikuti Jejak Ronaldo ke Klub Arab Saudi, Luis Suarez Pilih Gabung ke Klub Brasil

1. Mentalitas

Meski punya talenta-talenta terbaik dan begitu bersinar di level klub, para generasi emas Belgia seolah tak punya mentalitas kuat ketika mentas di level internasional.

Ini terlihat dari beberapa kesempatan di mana Belgia tersingkir dari sebuah kejuaraan karena kalah dari Argentina, Italia, dan Prancis yang secara mental dan sejarah punya rekam jejak bagus.

Baca Juga:
Striker Timnas Indonesia Tertantang Bisa Gacor saat Tandang ke Filipina yang Gunakan Rumput Sintetis

2. Faktor Pelatih

Generasi emas Belgia tidak dilatih oleh sosok yang berpengalaman atau memang terbukti bagus punya prestasi yang prestisius baik di level timnas atau klub.

Pada kurun 2012-2016, Belgia dilatih oleh Marc Wilmots yang cuma membawa Belgia ke perempat final Piala Dunia 2014 dan Euro 2016.

Baca Juga:
Piala AFF 2022: Nadeo Argawinata Waspadai Rumput Lapangan saat Tandang ke Markas Filipina

Lalu pada 2016-2022, Belgia dilatih oleh Roberto Martinez yang tak punya CV mentereng. Ia tergolong sebagai pelatih medioker dan hanya Piala FA 2012/13 sebagai prestasi terbaiknya di level klub.

3. Regenerasi

Piala Dunia 2022 menjadi contoh nyata di mana para generasi emas Belgia nampak kesulitan karena mereka saling berkejaran dengan usia yang semakin senja.

Di sisi lain, para pelapis atau regenerasi dari generasi emas ini belum mampu menyamai level permainan pemain-pemain utama Belgia.

Kontributor: Aditia Rizki Nugraha