Gol.bolatimes.com - "Mengapa negara yang punya penduduk 276 juta jiwa tidak bisa punya prestasi di sepak bola?" begitu judul pemberitaan salah satu media asing dari Turki, haberglobal.com.tr menyoroti bagaimana kebobrokan sepak bola Indonesia.
Dalam ulasannya, media asal Turki tersebut memaparkan bagaiaman perkembangan sepak bola Indonesia dari masa ke masa. Menurut Haberglobal, korupsi menjadi salah satu masalah besar mengapa sepak bola Indonesia tidak pernah maju.
Selain soal korupsi, kondisi federasi sepak bola Indonesia, PSSI yang hanya menjadi alat politik juga memiliki dampak sepak bola nasional berjalan di tempat.
Baca Juga:
Deretan Fakta Menarik Jelang Big Match Chelsea vs Manchester City
"Padahal orang-orang di negara itu memiliki hasrat yang besar pada sepak bola. 180 juta orang Indonesia menonton Piala Dunia 2022, itu berarti 2 dari 3 orang di sana suka sepak bola,"
"Saat ada pertandingan tim nasional, stadion sudah pasti penuh. Namun ini semua tidak cukup untuk membuat Indonesia sukses di sepak bola," tulis media Turki tersebut.
Salah satu kasus korupsi yang jadi sorotan ialah bagaimana mantan ketum PSSI Nurdin Halid dipenjara pada 2007. Meski tersandung kasus korupsi dan mendekam di penjara, Nurdin ogah melepas jabatannya sebagai ketum dan menjalankan roda organisasi di penjara.
Nurdin Halid menjabat sebagai ketum PSSI pada 2013. Ia kemudian tersandung kasus korupsi distribusi minyak goreng Badan Urusan Logistik (Bulog).
Pada 2007, Nurdin Halid divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim kasasi Mahkamah Agung. Putusan kasasi tersebut membatalkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang sebelumnya membebaskan Nurdin.
Nurdin Halid akhirnya menghirup udara bebas pada 17 Agustus 2006.
Dana dari pemerintah Indonesia terhadap PSSI juga tak lepas dari sorotan. Untuk gelaran Piala Dunia U-20 2023 ini saja, pemerintahan Jokowi gelontorkan dana mencapai Rp50,6 miliar.
Itu baru untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023, di luar itu pihak PSSI juga menerima dana dari APBN yang berasal dari pajak rakyat.
Mantan ketum PSSI, La Nyala Mattalitti pada 2015 sempat ungkap bahwa memang ada dana dari APBN bahkan untuk menggelar kongres. La Nyala mengatakan bahwa dana ABPN yang masuk ke kas PSSI mencapai Rp400 juta.
Baca Juga:
3 PR Timnas Indonesia Jelang Lawan Vietnam, Salah Satunya Soal Mentalitas Pemain
Kondisi ini juga yang jadi perhatian dan bahan kritik pedas media Turki tersebut.
"PSSI menerima dana 1,8 juta dollar Amerika Serikat dari negara untuk mengembangkan sepak bola dan uang itu cuma diihambur-hamburkan. Sementara pendapatan tahunan dari hak siar yang harus didistribusikan ke klub, tidak diketahui apa yang terjadi dengan setengah dari uang tersebut,"
Media Turki itu juga singgung soal kasus hukum mantan sekjen PSSI Joko Driyono yang divonis 18 bulan penjara karena kasus pengaturan skor.
"Ada kepercayaan di negara ini, siapapun yang menguasai sepak bola akan menguasai Indonesia. Dengan demikian sepak bola hanya selalu menjadi alat politik,"
Borok sepak bola Indonesia yang jadi sorotan juga soal bagaimana pengembangan untuk pemain muda tidak berjalan dengan semestinya.
"Administrasi yang tidak berfungsi, sumber daya yang tidak memadai, telah menyebabkan hilangnya banyak talenta muda Indonesia. Hasilnya sangat buruk,"
Terakhir tentu saja bagaimana sepak bola Indoneia disorot dunia setelah tewasnya 135 orang di Stadion Kanjuruhan. Hingga saat ini, kasus tersebut belum bisa memberikan rasa keadilan untuk keluarga korban.
Berita Terkait
-
Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Seharga Rp1,3 M Bakal Menjadi Amunisi Baru Shin Tae Yong di Laga Kontra Irak
-
Jadwal Timnas Indonesia U-23 vs Irak di Perebutan Posisi ketiga Piala Asia, Optimis Olimpiade Paris 2024?
-
Jalani Proses Naturalisasi Timnas Indonesia, Pemain Liga Belanda Dirujak Warganet Karena 'Memeras'?
-
Suporter Timnas Indonesia Ragukan Kualitas Jens Raven, Berikut ini adalah Profil Lengkapnya
-
Jalani Proses Naturalisasi, Jens Raven Diragukan Kualitasnya di Timnas Indonesia, Bakal Gacor?
-
Kiper Naturalisasi Timnas Indonesia Maarten Paes Optimis Debut Kontra Irak, Kasus CAS sudah Clear?
-
Bukan Kaleng-kaleng, Ini Impian Kiper Naturalisasi Timnas Indonesia Maarten Paes Usai Resmi Menjadi WNI, Juara AFF?
-
Wasit Thailand Sivakorn Pu-Udom Kembali Jadi Wasit VAR Laga Timnas Indonesia U-23, Erick Thohir Lapor ke FIFA?
-
Sivakorn Pu-Udom Kembali Jadi Wasit VAR Laga Timnas Indonesia U-23 Kontra Irak, Erick Thohir Dituntut Turun Tangan
-
Salah Sasaran! Bukan Sivakorn Puudom, Suporter Timnas Indonesia U-23 Malah Ancam Artis Thailand ini
Terkini
-
Beda Nasib Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia di Belanda, Cuma Satu yang Promosi ke Tim Utama
-
Kabar Pemain Abroad Timnas Indonesia: Elkan Baggott Berpeluang Batal Dipinjamkan, Rafael Struick Masuk Tim Utama
-
Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Indonesia vs Brunei Darussalam, Singapura vs Guam
-
Cetak Brace, Pemain Keturunan Jawa Bawa Chelsea Menang 5-0 atas Wrexham AFC
-
Pesan Striker Timnas Indonesia U-19 Jelang Hadapi Thailand di Semifinal Piala AFF U-19 Wanita 2023
-
Beda Nasib dengan Asnawi Mangkualam, Striker Vietnam Sulit Bersinar di Kampung Halaman Shin Tae-yong
-
Pujian Selangit Eks Pelatih Timnas untuk Jebolan Garuda Select yang Cetak Gol Debut di BRI Liga 1
-
Klub Eropa Umumkan Lepas Bek Jebolan Timnas Indonesia U-20, Keadaan Keluarga Jadi Alasan
-
Thomas Doll Awalnya Ngira Indonesia Biasa Saja, Ternyata Banyak Talenta yang Layak Main di Liga Jerman
-
Disindir Netizen dengan Sebutan Pelatih Tarkam, Bima Sakti: Saya Tidak Baper